Penalaran induktif adalah penalaran yang berdasarkan pada susunan argumentasi induktif. Argumen induktif sendiri didefinisikan secara umum sebagai argumen yang bagian kesimpulannya ditarik secara 'mentak' (probably) dari premis-premisnya. Tidak jarang kita temukan contoh-contoh kasus yang di dalamnya bukti yang konklusif tidak bisa diperoleh. Oleh karenanya, terkadang yang kita cari cukuplah bukti-bukti yang cukup beralasan (well-founded) sehingga kesimpulan yang kita tarik sifatnya 'lebih mungkin' (more probable) daripada sejumlah kemungkinan kesimpulan yang lain.
Popkin dan Stroll (1993: 239) menyatakan,"Inductive logic deals with cases [ from which conclusive information is not available ]; it is not concerned with the rules for correct reasoning in the sense of 'valid.' or conclusive, reasoning: but rather, it is concerned with the soundness of those inferences for which the evidence is not conclusive"
Ringkasnya, cara berpikir induktif atau penalaran induktif adalah cara berpikir yang berurusan dengan penarikan kesimpulan dari premis-premis yang khusus menuju yang umum, dan sifat kesimpulan yang ditarik tidak pernah konklusif. Contoh-contoh yang menarik untuk menjelaskan argumen induktif bisa kita baca dalam cerita-cerita detektif seperti Monsieur Hercule Poirot dalam novel-novel karangan Agatha Christie, Detektif Conan, Trio Detektif, Sherlock Holmes dan lainnya. Penalaran induktif memiliki enam pola umum berikut, yaitu
- generalisasi induktif,
- argumen prediktif,
- argumen dari otoritas,
- argumen sebab-akibat (kausal),
- argumen statistik, dan
- argumen dari analogi.
Mari kita bahas satu persatu pola-pola tersebut di atas:
1. Generalisasi adalah istilah yang dipergunakan dalam berpikir kritis untuk mengacu pada pernyataan yang melekatkan sejumlah ciri-ciri (karakteristik) pada semua, sebagian besar atau sejumlah (beberapa) anggota dari kumpulan tertentu.
Contohnya:
Semua komodo liar yang ada di Indonesia tinggal di Pulau Komodo yang terletak di sebelah timur pulau Jawa dan Bali.
Sebagian besar laki-laki tidak romantis!
Sementara itu, generalisasi induktif adalah generalisasi argumen yang diklaim sebagai mungkin benar didasarkan pada informasi tentang sejumlah anggota dalam kelas tertentu. Contoh: Enam bulan yang lalu,saya berjumpa dengan seorang petani dari Klaten dan dia orang yang ramah. Empat bulan lalu, saya ber¬jumpa dengan seorang guru asli Klaten,dan dia juga orang yang ramah. Dua minggu lalu saya ngobrol-ngobrol dengan tukang bakso kelahiran Klaten dan dia juga ramah. Saya kira, sebagian besar orang Klaten adalah orang yang ramah.
2. Prediksi adalah pernyataan tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan. Pernyataan prediktif adalah argumen dengan menggunakan prediksi yang beralasan. Contoh: Bulan September sampai dengan Desember adalah bulan dengan curah hujan terbesar di Indonesia. Dengan demikian, kemungkinan besar bulan September s.d. Desember tahun depan hujan deras akan turun.
3. Argumen dari otoritas adalah argumen yang mendaku (klaim) sesuatu sebagai benar kemudian mengutip sumber-sumber yang dianggap mempunyai otoritas atau mereka yang menjadi saksi atas suatu kejadian untuk menguatkan argumen itu. Karena kita tidak pernah bisa benar-benar mutlak yakin bahwa pernyataan para ahli atau saksi tersebut sebagai sesuatu yang akurat dan bisa dipercaya, pada umumnya argumen dari otoritas termasuk ke dalam kategori penalaran induktif. Contoh: "Sekitar 442,000 orang di Amerika Serikat meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok; merokok bertanggung jawab atas 90% kematian akibat kanker paru-paru. Demikian menurut artikel yang terdapat dalam Ensiklopedi Encarta keluaran Microsoft tahun 2006. Karena Ensiklopedi Encarta adalah salah satu sumber informasi yang terpercaya, kemungkinan besar pernyataan di atas benar adanya”
Argumen kausal adalah argumen yang menegaskan atau menyangkal bahwa sesuatu menjadi penyebab dari sesuatu yang lain. Karena kita tidak pernah bisa 100% yakin bahwa sesuatu hal menjadi (satu-satunya) penyebab dari hal yang lain,argumen kausal paling baik dilihat sebagai pola bernalar induktif. Dalam kehidupan sehari-hari, argumen kausal cukup sering kita jadi¬kan pembenaran atas pernyataan dan argumen kita, entah itu secara sadar dan ilmiah, maupun secara spontan. Contoh: "Wah, gue nggak bisa log in, nih, mungkin karena jaringannya sedang down:; "Lampu di rumahnya mati. Kemungkinan besar (karena) pemiliknya sedang tidak ada di rumah."
Argumen statistik adalah argumen yang melandaskan premis- premisnya pada bukti-bukti dari statistik, artinya bahwa dalam sebuah kelompok, sejumlah persentase tertentu memiliki karakteristik / ciri-ciri tertentu. Contoh: Lebih dari 60% mahasiswa UMN Angkatan I mendapatkan nilai A untuk M.K. Religiositas. Bonar adalah mahasiswa UMN Angkatan I. Jadi, Bonar kemungkinan mendapat nilai A untuk M.K. Religiositas.
Argumen dari analogi adalah argumen yang bagian kesimpulannya diklaim bergantung pada sebuah analogi (perbandingan atau kemiripan) antara dua hal atau lebih.
Contohnya:
- Taman Suropati mempunyai kolam air mancur di tengah-tengahnya.
Taman Menteng, sebagaimana Taman Suropati, adalah taman untuk publik.
Jadi, Taman Menteng kemungkinan mempunyai kolam air mancur juga di tengah-tengahnya.
- Sarwono Kusumaatmadja adalah alumnus SMA Kanisius – Jakarta dan dia adalah seorang yang cerdas, kritis,dan mempunyai bakat menjadi pemimpin.
Fauzi Bowo adalah alumnus SMA Kanisius - Jakarta. dan dia adalah seorang yang cerdas, kritis, dan mempunyai bakat menjadi pemimpin.
Andreas Arifianto adalah alumnus SMA Kanisius - Jakarta. Dengan demikian, Andreas juga mungkin cerdas, kritis, dan mempunyai bakat menjadi pemimpin.
Contoh penalaran induktif dalam bentuk paragraf:
Brankas besar di Bank Mandiri Cabang Cut Meutia, Jakarta, dirampok semalam. Siapa pun yang merampok bank tersebut pasti mengetahui nomor kombinasi untuk membuka brankasnya karena tidak ditemukan jejak kekerasan pada brankas yang dirampok. Hanya ada dua orang yang tahu nomor kombinasi tersebut, yaitu Rudy si Manajer Bank,dan Giovanni, kasir kepercayaannya. Menurut keterangan teman kantor Giovanni kepada polisi yang menyelidiki kasus ini,Giovanni sedang membutuhkan uang tunai dalam jumlah yang besar karena dia baru saja kalah taruhan bola. Selain itu, Giovanni tidak punya alibi atas keberadaannya semalam saat terjadinya perampokan. Cukup beralasan jika kita menyimpulkan bahwa Giovanni terlibat dalam perampokan bank tersebut.