Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap karya orang lain. Catatan kaki dipergunakan sebagai pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam teks atau sebagai petunjuk sumber; tempat memperluas pembahasan yang diperlukan, tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula; referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/ halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan; tempat menya-takan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.
Catatan kaki dicantumkan pada kaki halaman karangan atau di setiap akhir bab karangan. Jika menggunakan komputer (Microsoft Word) tekanlah tombol Insert Reference lalu pilihlah Footnote/End note. Gunakan alinea menjorok. Selanjutnya, penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggunakan angka Arab (1,2, dan seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit, beri spasi tanpa memberikan tanda baca apa pun.
Berikut akan diuraikan contoh penyusunan catatan kaki berdasarkan model yang disarankan oleh Pusat Bahasa (CMOS: The Chicago Manual of Style).
Seringkali kita tidak hanya mengutip sekali dari satu sumber bacaan, tetapi dua, tiga, atau lebih kita mengambil kutipan dari sumber bacaan tersebut. Cara praktis yang dapat kita terapkan adalah pencantuman catatan kaki singkat. Ada tiga istilah dalam catatan kaki singkat, yaitu sebagai berikut:
- Ibid. adalah bentuk singkat dari Ibidum, artinya sama dengan di atas. Ibid digunakan untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Cara penulisan ibidum yaitu tulis Ibid di bawah sumber bacaan yang diacu.
- Loc. cit. adalah bentuk singkat dari loco citati,artinya tempat yang telah dikutip. Loc. cit. digunakan untuk pencantuman sumber bacaan yang sama, tetapi sudah diselingi oleh sumber bacaan yang lain. Cara penulisannya: nama pengarang loc. cit. (tanpa nomor halaman).
- Op. cit. adalah bentuk singkat dari opere citati, artinya dalam karya yang telah dikutip. Op. cit dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi halaman berbeda dan telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya: nama pengarang, op. cit, dan nomor halaman.
Penulisan singkatan ibid, loc. cit., dan op. cit dengan menggunakan huruf kecil karena merupakan singkatan ungkapan umum dan ditulis dengan menggunakan huruf miring karena berupa istilah asing. Berikut adalah contoh penerapan notasi ibid, loc. cit., dan op. cit.. Perhatikan contoh footnote pada makalah Bab II Landasan Teori dan penjelasannya.
Keterangan:
- Lincoln Arsyad. Ekonomi Menejerial (Yogyakarta: BPEE, 2000), hlm.3.
Artinya, untuk footnote yang pertama, Anda mengambil kutipan dari buku yang berjudul Ekonomi Menejerial karangan Lincoln Arsyad, halaman ke-3 yang diterbitkan oleh BPEE pada 2000 di Yogyakarta.
Artinya,sumber bacaan yang kedua sama dengan sumber bacaan di atas (footnote 1).
- Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi (Jakarta: Rajawali Pers, 2002), hlm.4
Artinya, sumber bacaan yang ketiga berasal dari buku Pengantar Teori Mikroekonomi halaman ke-4 yang ditulis oleh Sadono Sukirno. Buku ini diterbitkan di Jakarta oleh Rajawali Press pada 2002.
- Melayu, Dasar-dasar Perbankan (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), hlm. 12
Berarti, footnote keempat ini diambil dari buku Dasar-dasar Perbankan halaman ke-12 yang ditulis oleh Melayu pada 2005 dan diterbitkan oleh Bumi Angkasa.
- Lincoln Arsyad, loc. cit.
Berarti, footnote ini bersumber sama (nama penulis, judul buku, penerbit, tahun, dan halaman) dengan di atas (footnote nomor 1 atau buku yang ditulis oleh Arsyad) yang sudah diselingi sumber bacaan lain (diselingi oleh sumber bacaan dari pengarang Sadono Sukirno dan Melayu)
- Sadono Sukirno. op.cit.. hlm. 5.
Berarti, sumber bacaan pada notasi ke-6 ini sama dengan di atas (footnote nomor 3 atau buku yang ditulis Sukirno). tetapi halaman berbeda dan sudah diselingi sumber bacaan lain.