Penulisan Karya Ilmiah https://sarifudin.com/index.php/pkilm 2025-08-26T16:19:22+00:00 Sarifudin Joomla! - Open Source Content Management Karya Ilmiah (Pengertian, Jenis & Bahasa) 2025-07-19T07:56:10+00:00 2025-07-19T07:56:10+00:00 https://sarifudin.com/index.php/pkilm/karya-ilmiah1 Sarif <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Tuntutan membuat karya ilmiah&nbsp; Mahasiswa,&nbsp; dosen,&nbsp; maupun guru sering dianggap sebagai hal yang rumit dan sulit, &nbsp;mulai mereka tidak mempunyai ide dan keterbatasan dalam penguasaan teknik penulisan karya ilmiah.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.1 PENGERTIAN&nbsp; KARYA ILMIAH</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Karya ilmiah adalah "Karangan tentang ilmu pengetahuan yang berdasarkan atas fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar" (Brotowidjoyo, 1985: 8-9 dalam Arifin, 1998:1-2). Karya ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan&nbsp; data di lapangan. Sebuah tulisan disebut karya&nbsp; ilmiah jika berisi&nbsp; gagasan yang bersifat keilmuan, didukung oleh latar belakang masalah, rumusan&nbsp; masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian,&nbsp; landasan teori, metode penelitian, data yang nyata, paparan analisis yang jelas, simpulan, dan daftar pustaka. Hal ini senada dengan pengertian bahwa karya ilmiah adalah tulisan yang didasari hasil pengamatan, peninjauan, atau penelitian dalam bidang tertentu, kemudian disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan tertentu dan isinya dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya (Tim Pudi Disdakmen Lemlit UNY, 2007: 2).&nbsp;</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Jadi, karya ilmiah berisi analisis suatu hal yang empiris, artinya dapat dibuktikan, yaitu analisis tentang data nyata yang didasari oleh teori yang relevan dan dilakukan dengan metode atau prosedur ilmiah.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Adapun ciri-ciri karya ilmiah meliputi sebagai berikut.</span></p> <ol style="text-align: justify; list-style-type: lower-alpha;"> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Bersifat logis, artinya segala informasi&nbsp; yang disajikan memiliki argumentasi yang dapat diterima dengan akal sehat.</span></li> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Menyajikan fakta objektif, yakni segala informasi yang dikemukakan berdasarkan atas fakta dan bukan bersifat fiktif.</span></li> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan. </span></li> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Disusun secara sistematis sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan. &nbsp; </span></li> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Sifatnya jelas,&nbsp; artinya semua keterangan&nbsp; yang dikemukakan dapat</span></li> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">mengungkapkan maksud secara eksplisit.</span></li> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Berisi pandangan yang didukung dengan pembuktian.</span></li> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Tidak mengandung keraguan atau multitafsir dan tidak diperbolehkan memanipulasi data.</span></li> </ol> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.2 JENIS-JENIS KARYA ILMIAH</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Karya ilmiah, antara lain laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis,&nbsp; dan disertasi), dan jurnal.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.2.1&nbsp; Makalah atau Paper</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Makalah atau paper adalah karya ilmiah yang berisi pembahasan masalah berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris. Makalah dapat juga dikatakan sebagai hasil kajian literatur atau hasil laporan pelaksanaan kegiatan lapangan mengenai suatu permasalahan. Makalah merupakan karya ilmiah yang paling sederhana dibandingkan dengan karya ilmiah lainnya.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.2.2&nbsp; Laporan Penelitian</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Laporan penelitian merupakan sajian&nbsp; tertulis yang merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan. Laporan penelitian merupakan pertanggungjawaban dari penelitian. Laporan penelitian merupakan karya ilmiah yang disusun&nbsp; melalui tahap-tahap tertentu. Dengan kata lain, laporan penelitian adalah tulisan yang tersusun secara sistematis dan teratur tentang informasi suatu penelitian yang didasarkan pada fakta melalui pemikiran peneliti. Dalam hal ini, peneliti mengolah dan menganalisis objek penelitian untuk&nbsp; memecahkan masalah.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.2.3&nbsp; Skripsi</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Skripsi merupakan karya ilmiah hasil penelitian&nbsp; mandiri&nbsp; yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar &nbsp; Sarjana (S1) . Skripsi merupakan hasil penelitian yang membahas masalah dalam bidang ilmu sesuai dengan jurusan yang ditempuh dengan berdasar atas kaidah yang berlaku. Pendapat yang diajukan dalam skripsi harus didukung oleh data dan fakta empiris. Skripsi disusun oleh mahasiswa di bawah pengawasan dosen pembimbing. Penyusunan skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya&nbsp; dalam memahami,&nbsp; menganalisis,</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Istilah karya ilmiah mengacu pada karya tulis yang penyusunannya didasarkan&nbsp; pada kajian ilmiah.&nbsp; Penyusunan karya ilmiah didahului penelitian pustaka dan atau penelitian&nbsp; lapangan. Ada beberapa jenis menggambarkan,&nbsp; dan menjelaskan&nbsp; masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang ditempuhnya.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.2.4 Tesis</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Tesis merupakan&nbsp; karya tulis ilmiah hasil penelitian&nbsp; mandiri yang merupakan&nbsp; salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister (S-2).&nbsp; Seperti halnya skripsi, tesis membahas permasalahan berdasarkan data dan fakta empiris, tetapi sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis disusun di&nbsp; bawah pengawasan dosen pembimbing.&nbsp; Tesis berisi pembahasan terhadap suatu hipotesis atau lebih. Tesis merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu dalam salah satu bidang keilmuan yang dipelajari oleh mahasiswa yang bersangkutan.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.2.5 Disertasi</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Disertasi&nbsp; merupakan&nbsp; karya ilmiah hasil penelitian mandiri&nbsp; untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar doktor (S-3). Disertasi berisi pembahasan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta empiris&nbsp; dan analisis yang merenik terinci. Dengan&nbsp; kata lain, disertasi merupakan&nbsp; karya ilmiah yang berisi temuan&nbsp; baru. Topik disertasi&nbsp; disesuaikan&nbsp; dengan bidang ilmu yang sedang ditempuh oleh mahasiswa yang bersangkutan. Disertasi disusun&nbsp; di bawah&nbsp; bimbingan promotor dan co-promotor.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.2.6 Jurnal</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Jurnal merupakan&nbsp; karya ilmiah&nbsp; hasil penelitian&nbsp; yang diterbitkan atau dipublikasikan. Untuk memastikan kualitas ilmiah pada jurnal yang akan diterbitkan, biasanya jurnal tersebut harus melalui proses&nbsp; review. Artikel dalam jurnal biasanya berisi tentang hal yang sedang&nbsp; diminati oleh masyarakat&nbsp; pada saat jurnal itu diterbitkan.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.3&nbsp; PENGGUNAAN&nbsp; BAHASA&nbsp; DALAM KARYA ILMIAH</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Kegiatan menulis&nbsp; pada&nbsp; dasarnya&nbsp; berkaitan&nbsp; dengan&nbsp; dua&nbsp; hal pokok, yaitu tentang hal yang akan ditulis dan cara menuliskannya. Yang pertama menyangkut isi&nbsp; karangan, &nbsp; sedangkan yang&nbsp; kedua&nbsp; menyangkut aspek kebahasaan dan&nbsp; teknik&nbsp; penulisan.&nbsp; Keduanya &nbsp; merupakan faktor&nbsp; yang saling berkaitan&nbsp; dan mendukung. Walaupun begitu, ada pula orang yang menganggap faktor pertama&nbsp; lebih penting daripada&nbsp; yang lain. Misalnya, aspek isi dianggap&nbsp; lebih penting&nbsp; daripada&nbsp; aspek&nbsp; kebahasaan. Anggapan demikian kiranya perlu dipertanyakan&nbsp; kebenarannya&nbsp; mengingat betapapun bagusnya&nbsp; gagasan&nbsp; atau&nbsp; ide (isi) yang&nbsp; hendak&nbsp; dikemukakan orang&nbsp; di&nbsp; dalam &nbsp; karya&nbsp; tulis,&nbsp; pembaca tidak&nbsp; akan&nbsp; dapat&nbsp; menangkap maksudnya dengan&nbsp; tepat jika&nbsp; gagasan&nbsp; itu disampaikan dengan&nbsp; bahasa yang&nbsp; tidak jelas&nbsp; dan menimbulkan tafsir ganda.&nbsp; Sebaliknya,&nbsp; betapapun baik dan benar bahasanya, bila gagasan yang hendak dikemukakan tidak jelas,&nbsp; mutu atau kualitas&nbsp; karangan&nbsp; itu pun menjadi&nbsp; berkurang.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Bahasa&nbsp; yang&nbsp; digunakan&nbsp; dalam&nbsp; karya&nbsp; ilmiah&nbsp; adalah&nbsp; bahasa&nbsp; ragam tulis, bukan ragam lisan. Ragam tulis dalam karya ilmiah hendaklah jelas, lugas, dan komunikatif supaya pembaca dapat memahami&nbsp; isinya dengan mudah&nbsp; (Sudjiman&nbsp; dan Sugono,&nbsp; 1989: 3). Selain&nbsp; itu, ragam&nbsp; bahasa&nbsp; tulis harus menggunakan bentuk-bentuk baku.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.3.1&nbsp; Jelas</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Jelas berarti&nbsp; bahasa&nbsp; yang&nbsp; digunakan&nbsp; memperlihatkan secara&nbsp; jelas unsur-unsur kalimat,&nbsp; seperti&nbsp; subjek,&nbsp; predikat,&nbsp; objek, dan&nbsp; keterangan. Setiap kalimat yang terdapat dalam karya ilmiah harus memenuhi&nbsp; kaidah tata&nbsp; bahasa. &nbsp; Selain&nbsp; itu,&nbsp; karena&nbsp; ragam&nbsp; tulis&nbsp; bersifat&nbsp; tidak&nbsp; bersemuka, peranan tanda baca (seperti titik, koma, dan sebagainya)&nbsp; menjadi penting mengingat tanda-tanda baca tersebut akan membantu memperjelas&nbsp; makna kalimat.&nbsp;</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.3.2 Lugas</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Lugas berarti&nbsp; bahasa yang digunakan&nbsp; adalah bahasa sewajarnya yang langsung menunjuk pada persoalan dan tidak menimbulkan&nbsp; tafsir ganda. Bentuk dan pilihan kata (diksi) serta susunan kalimatnya&nbsp; hanya mengandung satu tafsir. Oleh karena itu, penggunaan pleonasme, kiasan, bentuk-bentuk&nbsp; mubazir, dan metafora sebaiknya dihindarkan.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.3.3 Komunikatif</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Komunikatif berarti hal yang ditangkap pembaca dari wacana yang disajikan sama persis dengan maksud penulisnya. Wacana dapat menjadi komunikatif jika disajikan secara logis dan bersistem. Kelogisan terlihat pada hubungan antarbagian dalam sebuah kalimat,&nbsp; antarkalimat dalam sebuah paragraf,&nbsp; dan antarparagraf&nbsp; dalam sebuah wacana.&nbsp; Hubungan antarbagian&nbsp; tersebut dapat berupa sebab-akibat, akibat-sebab, urutan peristiwa, pertentangan, perbandingan, dan sebagainya. Bersistem berarti uraian yang disajikan menunjukkan urutan yang mencerminkan hubungan yang teratur.&nbsp; Hubungan yang masuk&nbsp; akal dan teratur tercermin dalam ketepatan penggunaan kata penghubung intrakalimat (karena, sehingga, supaya,&nbsp; dan lain&nbsp; sebagainya) dan ketepatan pemakaian penghubung antarkalimat (jadi,&nbsp; sebaliknya, selain itu, oleh karena itu, dan sebagainya).</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.3.4 Menggunakan Bentuk-Bentuk Baku</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Bahasa yang digunakan&nbsp; dalam menulis karya ilmiah&nbsp; tidak cukup jika hanya sekadar jelas,&nbsp; lugas,&nbsp; dan komunikatif,&nbsp; tetapi juga harus menggunakan bentuk-bentuk baku. Yang dimaksud dengan bentuk baku adalah bentuk-bentuk&nbsp; yang menjadi pokok, dasar ukuran, atau standar. Bentuk baku dapat diberlakukan, antara lain pada perbendaharaan&nbsp; kata. Berikut ini disajikan&nbsp; bentuk-bentuk&nbsp; baku dan tidak baku. Dalam karya ilmiah harus dipergunakan&nbsp; bentuk baku.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Sumber:</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Indriastuti, Novi. 2024. Cara Praktis Penulisan Karya Ilmiah dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Tuntutan membuat karya ilmiah&nbsp; Mahasiswa,&nbsp; dosen,&nbsp; maupun guru sering dianggap sebagai hal yang rumit dan sulit, &nbsp;mulai mereka tidak mempunyai ide dan keterbatasan dalam penguasaan teknik penulisan karya ilmiah.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.1 PENGERTIAN&nbsp; KARYA ILMIAH</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Karya ilmiah adalah "Karangan tentang ilmu pengetahuan yang berdasarkan atas fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar" (Brotowidjoyo, 1985: 8-9 dalam Arifin, 1998:1-2). Karya ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan&nbsp; data di lapangan. Sebuah tulisan disebut karya&nbsp; ilmiah jika berisi&nbsp; gagasan yang bersifat keilmuan, didukung oleh latar belakang masalah, rumusan&nbsp; masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian,&nbsp; landasan teori, metode penelitian, data yang nyata, paparan analisis yang jelas, simpulan, dan daftar pustaka. Hal ini senada dengan pengertian bahwa karya ilmiah adalah tulisan yang didasari hasil pengamatan, peninjauan, atau penelitian dalam bidang tertentu, kemudian disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan tertentu dan isinya dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya (Tim Pudi Disdakmen Lemlit UNY, 2007: 2).&nbsp;</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Jadi, karya ilmiah berisi analisis suatu hal yang empiris, artinya dapat dibuktikan, yaitu analisis tentang data nyata yang didasari oleh teori yang relevan dan dilakukan dengan metode atau prosedur ilmiah.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Adapun ciri-ciri karya ilmiah meliputi sebagai berikut.</span></p> <ol style="text-align: justify; list-style-type: lower-alpha;"> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Bersifat logis, artinya segala informasi&nbsp; yang disajikan memiliki argumentasi yang dapat diterima dengan akal sehat.</span></li> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Menyajikan fakta objektif, yakni segala informasi yang dikemukakan berdasarkan atas fakta dan bukan bersifat fiktif.</span></li> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan. </span></li> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Disusun secara sistematis sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan. &nbsp; </span></li> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Sifatnya jelas,&nbsp; artinya semua keterangan&nbsp; yang dikemukakan dapat</span></li> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">mengungkapkan maksud secara eksplisit.</span></li> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Berisi pandangan yang didukung dengan pembuktian.</span></li> <li aria-level="1"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Tidak mengandung keraguan atau multitafsir dan tidak diperbolehkan memanipulasi data.</span></li> </ol> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.2 JENIS-JENIS KARYA ILMIAH</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Karya ilmiah, antara lain laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis,&nbsp; dan disertasi), dan jurnal.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.2.1&nbsp; Makalah atau Paper</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Makalah atau paper adalah karya ilmiah yang berisi pembahasan masalah berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris. Makalah dapat juga dikatakan sebagai hasil kajian literatur atau hasil laporan pelaksanaan kegiatan lapangan mengenai suatu permasalahan. Makalah merupakan karya ilmiah yang paling sederhana dibandingkan dengan karya ilmiah lainnya.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.2.2&nbsp; Laporan Penelitian</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Laporan penelitian merupakan sajian&nbsp; tertulis yang merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan. Laporan penelitian merupakan pertanggungjawaban dari penelitian. Laporan penelitian merupakan karya ilmiah yang disusun&nbsp; melalui tahap-tahap tertentu. Dengan kata lain, laporan penelitian adalah tulisan yang tersusun secara sistematis dan teratur tentang informasi suatu penelitian yang didasarkan pada fakta melalui pemikiran peneliti. Dalam hal ini, peneliti mengolah dan menganalisis objek penelitian untuk&nbsp; memecahkan masalah.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.2.3&nbsp; Skripsi</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Skripsi merupakan karya ilmiah hasil penelitian&nbsp; mandiri&nbsp; yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar &nbsp; Sarjana (S1) . Skripsi merupakan hasil penelitian yang membahas masalah dalam bidang ilmu sesuai dengan jurusan yang ditempuh dengan berdasar atas kaidah yang berlaku. Pendapat yang diajukan dalam skripsi harus didukung oleh data dan fakta empiris. Skripsi disusun oleh mahasiswa di bawah pengawasan dosen pembimbing. Penyusunan skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya&nbsp; dalam memahami,&nbsp; menganalisis,</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Istilah karya ilmiah mengacu pada karya tulis yang penyusunannya didasarkan&nbsp; pada kajian ilmiah.&nbsp; Penyusunan karya ilmiah didahului penelitian pustaka dan atau penelitian&nbsp; lapangan. Ada beberapa jenis menggambarkan,&nbsp; dan menjelaskan&nbsp; masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang ditempuhnya.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.2.4 Tesis</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Tesis merupakan&nbsp; karya tulis ilmiah hasil penelitian&nbsp; mandiri yang merupakan&nbsp; salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister (S-2).&nbsp; Seperti halnya skripsi, tesis membahas permasalahan berdasarkan data dan fakta empiris, tetapi sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis disusun di&nbsp; bawah pengawasan dosen pembimbing.&nbsp; Tesis berisi pembahasan terhadap suatu hipotesis atau lebih. Tesis merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu dalam salah satu bidang keilmuan yang dipelajari oleh mahasiswa yang bersangkutan.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.2.5 Disertasi</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Disertasi&nbsp; merupakan&nbsp; karya ilmiah hasil penelitian mandiri&nbsp; untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar doktor (S-3). Disertasi berisi pembahasan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta empiris&nbsp; dan analisis yang merenik terinci. Dengan&nbsp; kata lain, disertasi merupakan&nbsp; karya ilmiah yang berisi temuan&nbsp; baru. Topik disertasi&nbsp; disesuaikan&nbsp; dengan bidang ilmu yang sedang ditempuh oleh mahasiswa yang bersangkutan. Disertasi disusun&nbsp; di bawah&nbsp; bimbingan promotor dan co-promotor.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.2.6 Jurnal</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Jurnal merupakan&nbsp; karya ilmiah&nbsp; hasil penelitian&nbsp; yang diterbitkan atau dipublikasikan. Untuk memastikan kualitas ilmiah pada jurnal yang akan diterbitkan, biasanya jurnal tersebut harus melalui proses&nbsp; review. Artikel dalam jurnal biasanya berisi tentang hal yang sedang&nbsp; diminati oleh masyarakat&nbsp; pada saat jurnal itu diterbitkan.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.3&nbsp; PENGGUNAAN&nbsp; BAHASA&nbsp; DALAM KARYA ILMIAH</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Kegiatan menulis&nbsp; pada&nbsp; dasarnya&nbsp; berkaitan&nbsp; dengan&nbsp; dua&nbsp; hal pokok, yaitu tentang hal yang akan ditulis dan cara menuliskannya. Yang pertama menyangkut isi&nbsp; karangan, &nbsp; sedangkan yang&nbsp; kedua&nbsp; menyangkut aspek kebahasaan dan&nbsp; teknik&nbsp; penulisan.&nbsp; Keduanya &nbsp; merupakan faktor&nbsp; yang saling berkaitan&nbsp; dan mendukung. Walaupun begitu, ada pula orang yang menganggap faktor pertama&nbsp; lebih penting daripada&nbsp; yang lain. Misalnya, aspek isi dianggap&nbsp; lebih penting&nbsp; daripada&nbsp; aspek&nbsp; kebahasaan. Anggapan demikian kiranya perlu dipertanyakan&nbsp; kebenarannya&nbsp; mengingat betapapun bagusnya&nbsp; gagasan&nbsp; atau&nbsp; ide (isi) yang&nbsp; hendak&nbsp; dikemukakan orang&nbsp; di&nbsp; dalam &nbsp; karya&nbsp; tulis,&nbsp; pembaca tidak&nbsp; akan&nbsp; dapat&nbsp; menangkap maksudnya dengan&nbsp; tepat jika&nbsp; gagasan&nbsp; itu disampaikan dengan&nbsp; bahasa yang&nbsp; tidak jelas&nbsp; dan menimbulkan tafsir ganda.&nbsp; Sebaliknya,&nbsp; betapapun baik dan benar bahasanya, bila gagasan yang hendak dikemukakan tidak jelas,&nbsp; mutu atau kualitas&nbsp; karangan&nbsp; itu pun menjadi&nbsp; berkurang.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Bahasa&nbsp; yang&nbsp; digunakan&nbsp; dalam&nbsp; karya&nbsp; ilmiah&nbsp; adalah&nbsp; bahasa&nbsp; ragam tulis, bukan ragam lisan. Ragam tulis dalam karya ilmiah hendaklah jelas, lugas, dan komunikatif supaya pembaca dapat memahami&nbsp; isinya dengan mudah&nbsp; (Sudjiman&nbsp; dan Sugono,&nbsp; 1989: 3). Selain&nbsp; itu, ragam&nbsp; bahasa&nbsp; tulis harus menggunakan bentuk-bentuk baku.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.3.1&nbsp; Jelas</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Jelas berarti&nbsp; bahasa&nbsp; yang&nbsp; digunakan&nbsp; memperlihatkan secara&nbsp; jelas unsur-unsur kalimat,&nbsp; seperti&nbsp; subjek,&nbsp; predikat,&nbsp; objek, dan&nbsp; keterangan. Setiap kalimat yang terdapat dalam karya ilmiah harus memenuhi&nbsp; kaidah tata&nbsp; bahasa. &nbsp; Selain&nbsp; itu,&nbsp; karena&nbsp; ragam&nbsp; tulis&nbsp; bersifat&nbsp; tidak&nbsp; bersemuka, peranan tanda baca (seperti titik, koma, dan sebagainya)&nbsp; menjadi penting mengingat tanda-tanda baca tersebut akan membantu memperjelas&nbsp; makna kalimat.&nbsp;</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.3.2 Lugas</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Lugas berarti&nbsp; bahasa yang digunakan&nbsp; adalah bahasa sewajarnya yang langsung menunjuk pada persoalan dan tidak menimbulkan&nbsp; tafsir ganda. Bentuk dan pilihan kata (diksi) serta susunan kalimatnya&nbsp; hanya mengandung satu tafsir. Oleh karena itu, penggunaan pleonasme, kiasan, bentuk-bentuk&nbsp; mubazir, dan metafora sebaiknya dihindarkan.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.3.3 Komunikatif</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Komunikatif berarti hal yang ditangkap pembaca dari wacana yang disajikan sama persis dengan maksud penulisnya. Wacana dapat menjadi komunikatif jika disajikan secara logis dan bersistem. Kelogisan terlihat pada hubungan antarbagian dalam sebuah kalimat,&nbsp; antarkalimat dalam sebuah paragraf,&nbsp; dan antarparagraf&nbsp; dalam sebuah wacana.&nbsp; Hubungan antarbagian&nbsp; tersebut dapat berupa sebab-akibat, akibat-sebab, urutan peristiwa, pertentangan, perbandingan, dan sebagainya. Bersistem berarti uraian yang disajikan menunjukkan urutan yang mencerminkan hubungan yang teratur.&nbsp; Hubungan yang masuk&nbsp; akal dan teratur tercermin dalam ketepatan penggunaan kata penghubung intrakalimat (karena, sehingga, supaya,&nbsp; dan lain&nbsp; sebagainya) dan ketepatan pemakaian penghubung antarkalimat (jadi,&nbsp; sebaliknya, selain itu, oleh karena itu, dan sebagainya).</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">1.3.4 Menggunakan Bentuk-Bentuk Baku</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Bahasa yang digunakan&nbsp; dalam menulis karya ilmiah&nbsp; tidak cukup jika hanya sekadar jelas,&nbsp; lugas,&nbsp; dan komunikatif,&nbsp; tetapi juga harus menggunakan bentuk-bentuk baku. Yang dimaksud dengan bentuk baku adalah bentuk-bentuk&nbsp; yang menjadi pokok, dasar ukuran, atau standar. Bentuk baku dapat diberlakukan, antara lain pada perbendaharaan&nbsp; kata. Berikut ini disajikan&nbsp; bentuk-bentuk&nbsp; baku dan tidak baku. Dalam karya ilmiah harus dipergunakan&nbsp; bentuk baku.</span></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Sumber:</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; font-family: verdana, geneva;">Indriastuti, Novi. 2024. Cara Praktis Penulisan Karya Ilmiah dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.</span></p>