Tuntutan membuat karya ilmiah  Mahasiswa,  dosen,  maupun guru sering dianggap sebagai hal yang rumit dan sulit,  mulai mereka tidak mempunyai ide dan keterbatasan dalam penguasaan teknik penulisan karya ilmiah.

 

1.1 PENGERTIAN  KARYA ILMIAH

Karya ilmiah adalah "Karangan tentang ilmu pengetahuan yang berdasarkan atas fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar" (Brotowidjoyo, 1985: 8-9 dalam Arifin, 1998:1-2). Karya ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan  data di lapangan. Sebuah tulisan disebut karya  ilmiah jika berisi  gagasan yang bersifat keilmuan, didukung oleh latar belakang masalah, rumusan  masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian,  landasan teori, metode penelitian, data yang nyata, paparan analisis yang jelas, simpulan, dan daftar pustaka. Hal ini senada dengan pengertian bahwa karya ilmiah adalah tulisan yang didasari hasil pengamatan, peninjauan, atau penelitian dalam bidang tertentu, kemudian disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan tertentu dan isinya dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya (Tim Pudi Disdakmen Lemlit UNY, 2007: 2). 

Jadi, karya ilmiah berisi analisis suatu hal yang empiris, artinya dapat dibuktikan, yaitu analisis tentang data nyata yang didasari oleh teori yang relevan dan dilakukan dengan metode atau prosedur ilmiah.

Adapun ciri-ciri karya ilmiah meliputi sebagai berikut.

  1. Bersifat logis, artinya segala informasi  yang disajikan memiliki argumentasi yang dapat diterima dengan akal sehat.
  2. Menyajikan fakta objektif, yakni segala informasi yang dikemukakan berdasarkan atas fakta dan bukan bersifat fiktif.
  3. Ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan.
  4. Disusun secara sistematis sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan.  
  5. Sifatnya jelas,  artinya semua keterangan  yang dikemukakan dapat
  6. mengungkapkan maksud secara eksplisit.
  7. Berisi pandangan yang didukung dengan pembuktian.
  8. Tidak mengandung keraguan atau multitafsir dan tidak diperbolehkan memanipulasi data.

 

1.2 JENIS-JENIS KARYA ILMIAH

Karya ilmiah, antara lain laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis,  dan disertasi), dan jurnal.

 

1.2.1  Makalah atau Paper

Makalah atau paper adalah karya ilmiah yang berisi pembahasan masalah berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris. Makalah dapat juga dikatakan sebagai hasil kajian literatur atau hasil laporan pelaksanaan kegiatan lapangan mengenai suatu permasalahan. Makalah merupakan karya ilmiah yang paling sederhana dibandingkan dengan karya ilmiah lainnya.

 

1.2.2  Laporan Penelitian

Laporan penelitian merupakan sajian  tertulis yang merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan. Laporan penelitian merupakan pertanggungjawaban dari penelitian. Laporan penelitian merupakan karya ilmiah yang disusun  melalui tahap-tahap tertentu. Dengan kata lain, laporan penelitian adalah tulisan yang tersusun secara sistematis dan teratur tentang informasi suatu penelitian yang didasarkan pada fakta melalui pemikiran peneliti. Dalam hal ini, peneliti mengolah dan menganalisis objek penelitian untuk  memecahkan masalah.

 

1.2.3  Skripsi

Skripsi merupakan karya ilmiah hasil penelitian  mandiri  yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar   Sarjana (S1) . Skripsi merupakan hasil penelitian yang membahas masalah dalam bidang ilmu sesuai dengan jurusan yang ditempuh dengan berdasar atas kaidah yang berlaku. Pendapat yang diajukan dalam skripsi harus didukung oleh data dan fakta empiris. Skripsi disusun oleh mahasiswa di bawah pengawasan dosen pembimbing. Penyusunan skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya  dalam memahami,  menganalisis,

Istilah karya ilmiah mengacu pada karya tulis yang penyusunannya didasarkan  pada kajian ilmiah.  Penyusunan karya ilmiah didahului penelitian pustaka dan atau penelitian  lapangan. Ada beberapa jenis menggambarkan,  dan menjelaskan  masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang ditempuhnya.

 

1.2.4 Tesis

Tesis merupakan  karya tulis ilmiah hasil penelitian  mandiri yang merupakan  salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister (S-2).  Seperti halnya skripsi, tesis membahas permasalahan berdasarkan data dan fakta empiris, tetapi sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis disusun di  bawah pengawasan dosen pembimbing.  Tesis berisi pembahasan terhadap suatu hipotesis atau lebih. Tesis merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu dalam salah satu bidang keilmuan yang dipelajari oleh mahasiswa yang bersangkutan.

 

1.2.5 Disertasi

Disertasi  merupakan  karya ilmiah hasil penelitian mandiri  untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar doktor (S-3). Disertasi berisi pembahasan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta empiris  dan analisis yang merenik terinci. Dengan  kata lain, disertasi merupakan  karya ilmiah yang berisi temuan  baru. Topik disertasi  disesuaikan  dengan bidang ilmu yang sedang ditempuh oleh mahasiswa yang bersangkutan. Disertasi disusun  di bawah  bimbingan promotor dan co-promotor.

 

1.2.6 Jurnal

Jurnal merupakan  karya ilmiah  hasil penelitian  yang diterbitkan atau dipublikasikan. Untuk memastikan kualitas ilmiah pada jurnal yang akan diterbitkan, biasanya jurnal tersebut harus melalui proses  review. Artikel dalam jurnal biasanya berisi tentang hal yang sedang  diminati oleh masyarakat  pada saat jurnal itu diterbitkan.

 

1.3  PENGGUNAAN  BAHASA  DALAM KARYA ILMIAH

Kegiatan menulis  pada  dasarnya  berkaitan  dengan  dua  hal pokok, yaitu tentang hal yang akan ditulis dan cara menuliskannya. Yang pertama menyangkut isi  karangan,   sedangkan yang  kedua  menyangkut aspek kebahasaan dan  teknik  penulisan.  Keduanya   merupakan faktor  yang saling berkaitan  dan mendukung. Walaupun begitu, ada pula orang yang menganggap faktor pertama  lebih penting daripada  yang lain. Misalnya, aspek isi dianggap  lebih penting  daripada  aspek  kebahasaan. Anggapan demikian kiranya perlu dipertanyakan  kebenarannya  mengingat betapapun bagusnya  gagasan  atau  ide (isi) yang  hendak  dikemukakan orang  di  dalam   karya  tulis,  pembaca tidak  akan  dapat  menangkap maksudnya dengan  tepat jika  gagasan  itu disampaikan dengan  bahasa yang  tidak jelas  dan menimbulkan tafsir ganda.  Sebaliknya,  betapapun baik dan benar bahasanya, bila gagasan yang hendak dikemukakan tidak jelas,  mutu atau kualitas  karangan  itu pun menjadi  berkurang.

Bahasa  yang  digunakan  dalam  karya  ilmiah  adalah  bahasa  ragam tulis, bukan ragam lisan. Ragam tulis dalam karya ilmiah hendaklah jelas, lugas, dan komunikatif supaya pembaca dapat memahami  isinya dengan mudah  (Sudjiman  dan Sugono,  1989: 3). Selain  itu, ragam  bahasa  tulis harus menggunakan bentuk-bentuk baku.

 

1.3.1  Jelas

Jelas berarti  bahasa  yang  digunakan  memperlihatkan secara  jelas unsur-unsur kalimat,  seperti  subjek,  predikat,  objek, dan  keterangan. Setiap kalimat yang terdapat dalam karya ilmiah harus memenuhi  kaidah tata  bahasa.   Selain  itu,  karena  ragam  tulis  bersifat  tidak  bersemuka, peranan tanda baca (seperti titik, koma, dan sebagainya)  menjadi penting mengingat tanda-tanda baca tersebut akan membantu memperjelas  makna kalimat. 

 

1.3.2 Lugas

Lugas berarti  bahasa yang digunakan  adalah bahasa sewajarnya yang langsung menunjuk pada persoalan dan tidak menimbulkan  tafsir ganda. Bentuk dan pilihan kata (diksi) serta susunan kalimatnya  hanya mengandung satu tafsir. Oleh karena itu, penggunaan pleonasme, kiasan, bentuk-bentuk  mubazir, dan metafora sebaiknya dihindarkan.

 

1.3.3 Komunikatif

Komunikatif berarti hal yang ditangkap pembaca dari wacana yang disajikan sama persis dengan maksud penulisnya. Wacana dapat menjadi komunikatif jika disajikan secara logis dan bersistem. Kelogisan terlihat pada hubungan antarbagian dalam sebuah kalimat,  antarkalimat dalam sebuah paragraf,  dan antarparagraf  dalam sebuah wacana.  Hubungan antarbagian  tersebut dapat berupa sebab-akibat, akibat-sebab, urutan peristiwa, pertentangan, perbandingan, dan sebagainya. Bersistem berarti uraian yang disajikan menunjukkan urutan yang mencerminkan hubungan yang teratur.  Hubungan yang masuk  akal dan teratur tercermin dalam ketepatan penggunaan kata penghubung intrakalimat (karena, sehingga, supaya,  dan lain  sebagainya) dan ketepatan pemakaian penghubung antarkalimat (jadi,  sebaliknya, selain itu, oleh karena itu, dan sebagainya).

 

1.3.4 Menggunakan Bentuk-Bentuk Baku

Bahasa yang digunakan  dalam menulis karya ilmiah  tidak cukup jika hanya sekadar jelas,  lugas,  dan komunikatif,  tetapi juga harus menggunakan bentuk-bentuk baku. Yang dimaksud dengan bentuk baku adalah bentuk-bentuk  yang menjadi pokok, dasar ukuran, atau standar. Bentuk baku dapat diberlakukan, antara lain pada perbendaharaan  kata. Berikut ini disajikan  bentuk-bentuk  baku dan tidak baku. Dalam karya ilmiah harus dipergunakan  bentuk baku.

 

Sumber:

Indriastuti, Novi. 2024. Cara Praktis Penulisan Karya Ilmiah dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.