4.2.2 Bentuk kalimat
Penulisan kalimat harus mengandung unsur setidaknya subjek, predikat, dan disempurnakan dengan objek, pelengkap serta keterangan sesuai jenis kalimatnya agar bahasa skripsi jelas. Bahasa skripsi harus lugas yang berarti tidak menimbulkan tafsir ganda. Selain itu, bahasa skripsi juga harus mampu mengkomunikasikan wacana yang disajikan secara logis dan sistematis kepada pembaca. Logis dan sistematis berarti terdapat hubungan antar bagian didalam kalimat, antar kalimat di dalam paragraf, dan antar paragraf didalam sebuah wacana, yang memperlihatkan hubungan yang masuk akal.
Kalimat di dalam skripsi adalah kalimat pasif dan tidak menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua (saya,dia, kita, kami, mereka, dan lain- lainnya), kecuali kalimat kutipan. Sebagai contoh, pada bagian ucapan terima kasih di dalam kata pengantar, kata saya diganti dengan penulis.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan kalimat antara lain:
- Kalimat tidak boleh diawali dengan kata hubung seperti “sehingga” atau “maka”.
- Kata “dimana” dan “dari” tidak dapat digunakan sebagai preposisi di dalam kalimat karena bentuknya tidak baku menurut kaidah akademik.
- Kata depan “di” dan “ke” harus dibedakan penulisannya ketika digunakan sebagai sebagai imbuhan di- dan ke-.
- Kalimat selalu diawali dengan huruf kapital. Awal kalimat yang merupakan bilangan atau lambang diketik dengan huruf (contoh: “Delapan orang responden menyatakan…”).
- Tanda baca harus dipergunakan dengan tepat. Tanda baca titik (.), titik dua (:), koma (,) titik koma (;) diketik langsung setelah kata di didepannya tanpa spasi.