Perbedaan kalimat Rumusan Masalah penelitian kualitatif dan kuantitatif
Kalimat Rumusan Masalah dalam penelitian kualitatif memang cukup berbeda jika dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, perumusan masalah cenderung bergerak dari pertanyaan yang lebih umum dan berujung pada pertanyaan yang lebih spesifik. Pertanyaan yang lebih umum bisa disebut sebagai Central Questions, sementara pertanyaan yang lebih spesifik bisa diistilah-kan dengan Sub-Questions.
Pertanyaan yang lebih umum dapat dimulai dengan kata tanya 'bagaimana' atau 'apa/apakah', namun hindari penggunaan kata tanya 'mengapa' karena 'mengapa' cenderung menjadi 'milik' penelitian kuantitatif yang mengandaikan adanya hubungan kausalitas (sebab- akibat). Setelah itu, buatlah daftar gejala pokok yang memang mau Anda gali dalam penelitian Anda. Terakhir, batasi partisipan yang terlibat di dalam maupun tempat (locus) penelitian.
Berikut tampilan skrip pertanyaan sentral sejauh menyangkut penelitian kualitatif:
Bagaimana praktik wacana gender di Majalah Kartini?
Berikut tampilan skrip subpertanyaan yang diturunkan dari pertanyaan sentral di atas dalam kerangka penelitian kualitatif:
- Apa saja elemen linguistik yang digunakan Majalah Kartini untuk mewacanakan gender?
- Bagaimana konteks sosio-kultural dapat membentuk wacana gender di Majalah Kartini?
- Bagaimana kognisi pembuat teks dalam praktik wacana gender di Majalah Kartini?
Beberapa catatan yang perlu diperhatikan:
Keberadaan sub-pertanyaan akan mendorong si atau tim peneliti merumuskan daftar pertanyaan (kuisioner) yang lebih terperinci, yang disebarkan lewat survei atau dalam wawancara (semi) terstruktur, karena subpertanyaan inilah yang menjadi bingkai kerja (framework) untuk menjawab pertanyaan sentral yang bersifat umum.
Satu catatan yang perlu digarisbawahi, hanya jika peneliti ber-hasil menentukan tujuan penelitian yang jelas, fokus, dan terarah, barulah ia dapat merumuskan seperangkat pertanyaan pemandu riset yang relevan dan tepat-mengena.
Sementara itu,dalam penelitian kuantitatif, Rumusan Masalah biasanya berkisar pada 1) pertanyaan-pertanyaan yang dimulai dengan kata tanya "Bagaimana;”,”Apa” atau “Mengapa”, namun tidak pernah bisa dijawab dengan jawaban Ya atau Tidak sederhana. Selanjutnya, 2) peneliti perlu membuat lebih spesifik variabel-variabel mana saja yang independen dan mana yang dependen, dan 3) jika pertanyaan-pertanyaan yang dibuat ditujukan untuk mencari hubungan antara berbagai variabel yang terdaftar, maka peneliti perlu menegaskan apakah sifat hubungan itu nantinya relasi,atau komparasi.
Beberapa contoh bisa diberikan di sini (menggunakan panduan no. 1 dan 2 di atas):
- Faktor-faktor apa yang secara positif memengaruhi tingkat turn over karyawan purna waktu di PT. Andromeda?
- Mengapa mahasiswa yang berasal dari luar Jabodetabek cenderung lebih cekatan dalam mencari dan mewawancarai nara-sumber untuk pengerjaan group project Mata Kuliah Pancasila?
Jika memasukkan variabel independen atau dependen, "pakem" rumusan masalah yang mencari "hubungan"ditampilkan sebagai berikut:
- Bagaimana (Variabel Independen) berhubungan dengan (Variabel Dependen) bagi atau pada (partisipan)?
Contoh konkret transkrip tersebut dalam bentuk pertanyaan:
- Bagaimana pengaruh tayangan iklan versi daring terhadap moti-vasi berbelanja secara daring pada mahasiswa UMN?
Model skrip rumusan masalah yang mencari perbandingan (komparasi):
- Bagaimana (kelompok 1) dibandingkan dengan atau berbeda dari (kelompok 2) dalam hal (Variabel Dependen)?
Contoh konkret transkrip tersebut dalam bentuk pertanyaan:
- Bagaimana mahasiswa UMN yang indekos berbeda dari maha-siswa UMN yang tinggal di rumah sendiri dalam hal pengaturan jadwal belajar rutin di luar kampus?